Jumat, 11 Mei 2012


PANTANG MENYERAH DAN ULET


Dunia bisnis itu penuh dengan tantangan dan risiko. Seorang wirausaha harus selalu siap untuk menghadapi segala tantangan dan resiko yang mungkin timbul berkenaan dengan usaha yang digelutinya. Untuk menghadapi segala tantangan serta meminimalisir kemungkinan terjadinya resiko itu, seorang wirausaha harus memiliki sifat pantang menyerah, tidak mudah putus asa dalam menghadapi segala tantangan, serta selalu berupaya untuk mencari dan menemukan sesuatu yang terbaru dan terbaik dalam menyelesaikan persoalan usahanya.
  1. Hakikat Pantang Menyerah
Hakikat sikap pantang menyerah yaitu sikap dan perilaku yang dilakukan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dengan penuh semangat tanpa putus asa meskipun rintangan yang dihadapi penuh pengorbanan demi mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mendapatkan keuntungan. Seorang wirausaha yang ulet, yaitu seorang wirausaha yang selalu mencari sesuatu yang baru demi kemajuan usahanya sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan. Berikut ini ilustrasi sikap pantang menyerah dan ulet seorang wirausaha:
Tuan Prabowo seorang wirausaha di bidang pertanian dan perdagangan. Dalam melakukan usahanya, dia selalu merencanakan kegiatan yang akan dilakukan dan langsung mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dikerjakan. Dengan penuh semangat dia selalu berusaha untuk tidak mengulang segala kesalahan yang pernah dilakukan dan memperbaiki usahanya serta senantiasa menciptakan ide-ide baru untuk mengembangkan usahanya. Meskipun terkena dampak krisis moneter, dia juga tidak putus asa untuk menjalankan usahanya dengan penuh semangat dan inovatif demi mencapai tujuan usahanya.
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat diketahui bahwa suatu kegiatan usaha dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat apabila wirausaha yang bersangkutan menetapkan hal-hal sebagai berikut:
  • bidang usaha yang dilakukan.
  • tujuan kegiatan usaha.
  • merencanaan langkah pencapaian tujuan.
  • evaluasi pada hasil usaha.
  • tindakan perbaikan.
Dengan ditetapkannya hal di atas, seorang wirausaha dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan usahanya dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Berikut ini beberapa ciri umum bagi seorang wirausaha yang memiliki sifat pantang menyerah dan ulet yaitu:
  • Bekerja keras
  • Energik
  • Penuh semangat
  • Kreatif
  • Inovatif
  • Tidak mudah putus asa
  • Beriman dan bertakwa
Bagi seorang wirausaha, sifat pantang menyerah dan ulet merupakan modal utama untuk meraih tujuan usaha dan kunci kesuksesan usahanya. Berikut ini tips-tips yang perlu diketahui dan dimengerti oleh seorang calon wirausaha agar menjadi seorang wirausaha yang ulet dan tangguh serta pantang menyerah:
  • Seorang wirausaha harus mengetahui dan mengerti serta memahami tentang
sifat-sifat dan sikap-sikap wirausaha yang baik.
  • Seorang wirausaha harus mengetahui tentang kunci keberhasilan wirausaha
yang sukses.
  • Seorang wirausaha harus memahami dan dapat menerapkan analisis SWOT.
  • Seorang wirausaha harus dapat melakukan perencanaan dengan baik.
  • Seorang wirausaha harus tanggap dan cepat dalam mengambil peluang bisnis yang ada.
  1. Pantang Menyerah dan Ulet dalam Kegiatan Usaha
Prestasi total sebuah bisnis terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan dari sang wirausaha sendiri. Wirausaha yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil, baik yang memimpin beberapa karyawan maupun yang memimpin banyak karyawan. Berdasarkan hakikat pekerjaannya, seorang wirausaha itu merupakan seorang pemimpin. Seorang wirausaha harus mencari peluang-peluang, memulai proyek-proyek, mengumpulkan sumber daya manusia dan finansial yang diperlukan untuk melaksanakan proyek, menentukan tujuan-tujuan untuk mereka sendiri dan orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik. Mereka senantiasa memiliki sikap pantang menyerah dan ulet dalam menjalankan usahanya. Sikap pantang menyerah dan ulet merupakan bentuk perwujudan dari jiwa kepemimpinan. Berikut ini akan diuraikan mengenai sifat dan perilaku seorang pemimpin.
  1. Mengembangkan Sifat Kepemimpinan
Sifat-sifat kepemimpinan termasuk sikap pantang menyerah dan ulet harus dikembangkan sendiri karena sifat-sifat ini berbeda-beda pada setiap orang. Kesadaran bahwa Anda sendiri yang menentukan kadar kemampuan kepemimpinan Anda, akan membantu Anda dalam upaya melakukan perbaikan perbaikan. Tidak ada cara terbaik untuk menjadi seorang pemimpin. Seorang wirausaha adalah individu-individu yang telah mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri. JikaAnda meniru secara buta seorang pemimpin lain, atau seperangkat ciri-ciri ideal pemimpin, bakat dan keterampilan kepemimpinan Anda tidak akan pemah berkembang sepenuhnya. Kepribadian Anda akan ikut memengaruhi perilaku kepemimpinan Anda. Situasi untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan Anda dapat ditemui dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari Anda dan dalam pergaulan Anda dengan karyawan Anda. Cara yang baik untuk mempraktikkan keterampilan Anda adalah dengan menyadari adanya peluang-peluang untuk menunjukkan kemampuan Anda memimpin dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari. Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah "perlakukanlah orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan". Berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo sliro. Untuk menentukan kualitas kepemimpinan Anda, sebagai seorang wirausaha, hendaknya Anda dapat menjawab "ya" terhadap rangkaian pertanyaan berikut:
  • Apakah Anda seorang pemimpin dan bukan seorang pengekor?
  • Apakah orang mencari Anda minta dipimpin dan diberi nasihat?
  • Apakah Anda dapat mengembangkan dan menerapkan ide-ide baru?
  • Apakah Anda memainkan peranan aktif dalam kehidupan bermasyarakat?
  • Apakah Anda selalu berusaha meningkatkan kekuatan-kekuatan Anda dan
juga menghilangkan kelemahan-kelemahan Anda secara efisien?
  • Apakah Anda mengatur waktu dan kegiatan-kegiatan Anda secara efisien?
  • Apakah Anda mempunyai program atau rencana tertentu untuk meningkatkan kadar kepemimpinan Anda?
  • Apakah Anda belajar dari kesalahan-kesalahan Anda?
  • Apakah Anda berorientasi pada hasil dan apakah Anda menyelesaikan sesuatu yang Anda mulai?
  • Apakah Anda menggunakan kekuatan Anda sebagai pemimpin untuk membantu orang lain?
  • Apakah orang lain menaruh keyakinan pada kemampuan-kemampuan Anda?
  • Apakah pendapat-pendapat orang lain membantu Anda dalam mengambil keputusan?
  • Apakah Anda dapat menangani orang secara efektif?
  • Apakah Anda melakukan perubahan atas apa yang sedang Anda lakukan agar organisasi Anda baik ?
  • Apakah Anda mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab kepada staf Anda ?
  • Apakah Anda membagi keberhasilan Anda dengan staf Anda ?
  1. Perilaku Pemimpin
Perilaku seorang pemimpin menyangkut dua bidang utama, yaitu berorientasi pada tugas dan berorientasi pada orang.
  1. Orientasi Tugas
Seorang wirausaha dengan perilaku yang berorientasi tugas cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:
  1. Merumuskan secara jelas peranannya sendiri dan peranan stafnya.
  2. Menetapkan tujuan-tujuan yang sukar tetapi dapat tercapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
  3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan ini, yakni tujuan-tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas.
  4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan, membimbing, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
  5. Berminat mencapai peningkatan produktivitas.
Seorang wirausaha yang kadar orientasi tugasnya rendah cenderung menjadi tidak aktif dalam mengarahkan perilaku yang berorientasi tujuan, seperti perencanaan dan penjadwalan. Mereka cenderung bekerja seperti para karyawan lain dan tidak membedakan peranan mereka sebagai pemimpin organisasi secara jelas.
  1. Orientasi Orang
Wirausaha yang kuat dalam orientasi-orang cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:
  1. Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangaan jika timbul.
  2. Menunjukkan perhatian pada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
  3. Menunjukkan pengertian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan.
  4. Mendirikan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf.
  5. Menerapkan prinsip penekanan-ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan. Prinsip ini menyatakan bahwa perilaku yang diberi imbalan akan bertambah dalam frekuensinya, dan bahwa perilaku yang tidak diberi imbalan (dihukum) akan berkurang dalam frekuensinya.
  6. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggungjawab, serta mendorong inisiatif.
  7. Menciptakan suatu suasana kerja sama dan gugus kerja dalam organisasi.
Wirausaha yang orientasi-orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam hubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan ketimbang kerja sama serta tidak mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab. Seorang wirausaha yang orientasi orangnya tinggi belum tentu merupakan orang-orang yang ramah dan sosial, melainkan mereka dapat menangani berbagai macam orang dengan efektif. Mereka menunjukkan keterampilan yang tinggi dalam bidang hubungan antar manusia. Dalam hubungan mereka dengan karyawan, mereka cenderung memberikan nasihat. mengkoordinasi, mengarahkan dan mengambil inisiatif daripada mengkritik, melarang dan menghakimi. Mereka memberikan pengaruh kuat dan pengarahan yang kuat, namun dengan cara yang tidak menimbulkan dendam.
Berikut ini ciri-ciri umum wirausaha yang orientasi-orangnya tinggi:
  1. Mengerti kebutuhan, tujuan-tujuan, nilai-nilai, batas-batas dan kemampuan mereka sendiri. Pengertian dan pengetahuan diri sendiri ini merupakan prasyarat yang diperlukan untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain.
  2. Peka terhadap kebutuhan orang lain; mereka membantu orang untuk memenuhi kebutuhan ini. Melalui komunikasi dengan para karyawannya, seorang pemimpin dapat mengarahkan usaha-usahanya secara lebih efektif sehingga tujuan perusahaan dan kebutuhan karyawan, kedua-duanya dapat berjalan seiring.
  3. Dapat menerima dan menghargai nilai-nilai dan gaya hidup yang berlainan. Mereka menunjukkan kemampuan dan kesediaan untuk berhubungan dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengan mereka.
  4. Melibatkan para karyawan dalam tujuan perusahaan dengan memahami kebutuhan-kebutuhan karyawan dan mendelegasikan kekuasaan serta membagi tanggung jawab.
  5. Memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik; mendengarkan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdiskusi dan berdebat, dan menggunakan informasi yang diterimanya untuk mengarahkan dan melibatkan karyawan dalam tindakan yang efektif.
Berdasarkan sifat-sifat maupun perilaku pemimpin di atas, tampak sekali bahwa sebagai seorang pemimpin, wirausaha itu dituntut untuk senantiasa bekerja keras pantang menyerah, tidak mudah putus asa, serta selalu berupaya mencari yang terbaru dan terbaik demi kemajuan usaha yang dipimpinnya.

PEMAHAMAN KONFLIK


Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai berikut:
  1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
  2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (misalnya, pertentangan pendapat, kepentingan, atau pertentangan antar individu).
  3. Perlisihan akibat kebutuhan, dorongan, keinginan atau tuntutan yang bertentangan.
  4. Perseteruan.
Pada dasamya, konflik terjadi apabila dalam suatu peristiwa terdapat dua atau lebih pendapat atau tindakan yang dipertimbangkan. Konflik tidak harus berseteru meskipun situasi ini dapat menjadi bagian dari situasi konflik. Definisi ini mungkin terlalu sederhana. Dalam masyarakat sekarang yang bergerak dengan dinamika yang serba cepat dan penuh persaingan, timbulnya konflik tidak dapat dielakkan. Di manapun kita berada, selalu ada "pilihan-pilihan yang saling bertentangan".
Tentunya keadaan-keadaan ini tidak asing bagi Anda. Akan tetapi, ada yang lebih parah. Konflik semakin sering terjadi karena kegiatan kehidupan sehari-hari yang berjalan semakin cepat. Tujuan teknologi yang luar biasa membawa perubahan yang luar biasa pula. Perubahan bisa menimbulkan rasa ketidakpastian, ketakutan, dan keresahan. Perubahan itu merupakan area yang untuk tumbuhnya sebuah konflik.
Oleh karena itu, kemampuan mengatasi konflik menjadi syarat mutlak bagi seseorang untuk dapat bertahan hidup dalam berbagai perubahan zaman. Namun, perlu diperhatikan bahwa konflik itu tidak selalu berarti buruk. Konflik bisa dihadapi dengan bijaksana yang selanjutnya dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat maupun perusahaan tempat kita bekerja.
  1. Manfaat Konflik
Dalam kondisi tertentu, konflik dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Manfaat itu, di antaranya:
  1. Motivasi meningkat.
  2. Identifikasi masalah/pemecahan meningkat.
  3. Ikatan kelompok lebih erat.
  4. Penyesuaian diri pada kenyataan.
  5. Pengetahuan/keterampilan meningkat.
  6. Kreativitas meningkat.
  7. Membantu dalam upaya mencapai tujuan.
  8. Mendorong pertumbuhan.
Semua manfaat ini tidak akan terwujud apabila konflik dibiarkan begitu saja atau dicoba diatasi dengan cara-cara yang tidak tepat karena konflik bisa berdampak buruk atau bahkan merusak.
  1. Dampak Buruk Konflik
Selain dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat, konflik tidak jarang menimbulkan dampak buruk bagi mereka yang terlibat. Dampak buruk yang mungkin timbul akibat konflik di antaranya :
  1. Produktivitas menurun.
  2. Kepercayaan merosot.
  3. Pembentukan kubu-kubu.
  4. Informasi dirahasiakan atau komunikasi berkurang.
  5. Timbul masalah moral.
  6. Waktu terbuang sia-sia.
  7. Proses pengambilan keputusan tertunda.
  1. Jenis Konflik
Setelah mempelajari materi ini, Anda dapat memahami kategori konflik, yaitu konflik diri, konflik antarindividu, konflik dalam kelompok, dan konflik antarkelompok. Anda juga dapat membedakan antara konflik substantive, konflik kepribadian, dan konflik komunikasi. Akhimya, Anda akan dapat mengenali kebutuhan psikologis di balik konflik serta mengenali empat kategori reaksi yang ditimbulkannya.
  1. Konflik Diri
Konflik diri adalah gangguan emosi yang terjadi dalam diri seseorang karena dituntut menyelesaikan suatu pekerjaan atau memenuhi suatu harapan, sementara pengalaman, minat, tujuan dan tata nilainya tidak sanggup memenuhinya. Hal ini menjadi beban bagi orang yang bersangkutan. Konflik ini pun dapat terjadi apabila pengalaman, minat, tujuan, atau tata nilai pribadinya bertentangan satu sama lain. Konflik diri mencerminkan perbedaan antara apa yang dikatakan, diinginkan, dengan apa yang dialami atau dilakukan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Konflik diri dapat menghambat kehidupan sehari-hari seseorang, dan bahkan dapat mengakibatkan orang kehilangan akal sehingga tidak tahu apa yang harus dikerjakannya.
Pada tahap paling ringan, konflik diri menimbulkan pusing kepala dan nyeri punggung. Konflik diri dapat diatasi dengan teknik mengatasi stress yang dikenal sangat ampuh untuk mengatasi konflik jenis ini. Konflik diri tahap kedua ditandai oleh stress yang sudah parah. Selanjutnya, jika terdapat orang yang punya pikiran lebih baik mati daripada hidup, ia sudah berada pada konflik diri tingkat ketiga. Cara seseorang dalam mengatasi konflik dirinya akan menentukan, apakah konflik antarindividu dapat diatasi dengan efektif. Anda tidak akan mampu mengatasi konflik dengan orang bilamana diri Anda sendiri tidak dapat Anda kontrol. Berikut pertanyaan-pertanyaan untuk membantu Anda menentukan keberadaan konflik dalam diri Anda.
  1. Apakah Anda menghindari orang lain? Salah satu cara mengatasi konflik adalah menghindari orang lain, dan biasanya digunakan untuk mengatasi stress dan konflik ringan.
  2. Apakah Anda berusaha melepaskan diri dari beban pekerjaan sehari-hari? Menurut sebuah teori, kita dapat melegakan perasaan dan emosi bila energi itu disalurkan pada kegiatan lain. Namun, cara ini tidak cocok bagi semua orang. Hal penting yang harus selalu diingat adalah bila Anda mulai merasa ingin melampiaskan perasaan dan emosi, itu pertanda bahwa dalam diri Anda terdapat konflik.
  3. Apakah mustahil bagi Anda untuk tidak memikirkan berbagai masalah meskipun Anda sudah pulang dari kantor? Jika masalah membebani pikiran Anda, Anda mungkin akan mengalami stress bila tidak berhasil memecahkannya. Konflik dapat dijadikan barometer kepedulian kita pada suatu persoalan. Jika Anda tidak dapat "mengesampingkan masalah yang dihadapi", ini menunjukkan ada pertarungan besar dalam diri sendiri, hal ini lazim dijumpai pada orang yang dilanda konflik diri.
  4. Apakah Anda merasa lebih cepat marah dari biasanya?
  5. Apakah Anda merasa pilihan dalam hidup ini terbatas bagi Anda? Bahwa sebenarnya banyak sekali yang "harus Anda lakukan"?
  6. Apakah Anda sekarang merasa lebih sering mengeluh?
  7. Apakah Anda merasa kadang-kadang sangat bersemangat untuk melakukan berbagai kegiatan, tetapi kemudian semangatAnda dengan cepat mengendur dan semua kegiatan itu Anda biarkan terbengkalai begitu saja?
  8. Apakah Anda punya "alasan yang sempuma" untuk tidak mengubah diri Anda?
Jangan putus asa jika sebagian atau bahkan seluruh jawaban Anda adalah 'ya". Hampir semua orang mengalaminya. Konflik diri dapat menjadi alat untuk mengingatkan kapan Anda energi Anda dengan semestinya dan dimana Anda harus memusatkan.
  1. Konflik Antarindividu
Konflik antarindividu adalah konflik antara dua individu. Setiap orang mempunyai empat kebutuhan dasar psikologis yang bisa mencetuskan konflik bila tidak terpenuhi. Keempat kebutuhan dasar psikologis ini adalah keinginan untuk dihargai dan diperlakukan sebagai manusia, keinginan untuk memegang kendali, keinginan untuk memiliki harga diri yang tinggi, dan keinginan untuk konsisten.
  1. Keinginan untuk dihargai dan diperlakukan sebagai manusia
Kita semua menginginkan orang lain mengakui martabat kita, serta menghargai kita dan jerih payah yang kita berikan. Itulah sebabnya, penghargaan merupakan alat motivasi yang ampuh. Kita senang sekali jika dipuji setelah menyelesaikan sesuatu pekerjaan dengan baik. dan dihargai atas sumbangan pikiran yang kita berikan. Bila kita merasa tidak dihargai atau dianggap dapat diperlakukan sekehendak hati orang lain, atau dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain, ini berarti keinginan kita untuk dihargai telah dilanggar. Pelanggaran itu memicu reaksi kita, berupa rasa takut atau amarah.
  1. Keinginan untuk memegang kendali
Memegang kendali adalah keinginan semua orang dan pada beberapa orang keinginan ini bisa besar sekali. Orang yang memiliki keinginan yang sangat berlebihan untuk memegang kendali pada dasamya tidak mempunyai rasa percaya diri. Semakin besar rasa percaya diri Anda, semakin kecil keinginan Anda untuk mengendalikan orang lain. Ingatlah hal ini selalu bila di masa datang Anda berhadapan dengan orang yang selalu ingin mengendalikan segala sesuatu.
  1. Keinginan untuk memiliki harga diri
Rasa harga diri yang tinggi adalah landasan yang kukuh untuk menghadapi berbagai jenis situasi. Harga diri adalah kunci bagi kemampuan kita untuk memberi jawaban, bukan untuk bereaksi. Menjawab suatu persoalan adalah pendekatan positif, terkendali, dan berorientasi memecahkan masalah. Reaksi adalah langkah negatif, dan sering kali tidak tepal, penuh emosi, dan tanpa pikir panjang. (Misalnya, pasien yang mengikuti perintah dokter vs pasien yang rewel bila disuruh minum obat).
  1. Keinginan untuk konsisten
Bila Anda sudah mengambil sikap tegas mengenai suatu masalah dan tidak mengubah pendirian Anda lagi, akan sulit bagi Anda untuk mengubah sikap dan mengakui Anda salah. Keinginan untuk konsisten bersama dengai keinginan untuk
benar demi menyelamatkan diri, menjadi faktor penting dalam setiap konflik.
Apabila keempat kebutuhan psikologis ini tidak terpenuhi, manusia akan memberikan reaksi : membalas, menguasai, mengucilkan diri, atau mengajak bekerja sama.
  1. Membalas
"Saya tidak naik pitam, saya hanya ingin membalas." Membalas terasa sebagai pilihan yang tepat untuk menghadapi berbagai situasi. Kepuasaan sementara yang dirasakan bila berhasil membalas, mendorong orang menggunakan reaksi ini. Akan tetapi, membalas itu salah. Kemenangan sesaat akan selalu memicu konflik yang lebih besar lagi. Semua yang berjalan dalam satu lingkaran akan berputar-putar di situ-situ juga.
  1. Menguasai
"Pokoknya turuti kata saya, kalau tidak ...!" Perilaku menguasai dan memaksakan kehendak pada pihak lain lazim dilakukan beberapa orang. Jika tidak hati-hati, orang pemarah dan penuh keyakinan diri otomatis akan menggunakan cara ini. Ada saatnya cara ini tepat digunakan bila menyangkut tindakan keamanan dan penyelamatan, tetapi umumnya cara ini memasak hubungan jangka panjang dan kelak pasti menimbulkan konflik.
  1. Mengucilkan Diri
Terkadang bersikap menerima atau tidak menanggapi situasi yang timbul adalah cara yang terbaik. Namun, pastikan Anda benar-benar menerima situasi itu dan bukan menjadi tekanan bagi batin Anda sendiri. Bagus sekali jika Anda dapat menerima dan membiarkannya. Namun, bila situasi itu terus menghantui dan mengganggu hati Anda, hal ini akan membebani persoalan-persoalan lain yang telahAnda kesampingkan. Sehingga ada bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dalam diri Anda. Pada suatu saat kepribadian Anda yang menarik dan menyenangkan bisa mendadak berubah tanpa sebab yang jelas ketika tekanan yang besar tersimpan itu meletus, keinginan Anda untuk menghindarkan diri dari konfrontasi dengan persoalan yang kecil akan melahirkan persoalan yang lebih besar dan lebih sulit diatasi.
  1. Kerja Sama
Cara terakhir dan terbaik adalah langsung mengkonfrontasi persoalan sesegera mungkin. Banyak orang yang menolak konsep konfrontasi. Bagi mereka, konfrontasi sesuai dennisinya, pasti menimbulkan keributan, dan ini bukan pengalaman yang menyenangkan. Konfrontasi sebenarnya berarti membawa persoalan ke hadapan semua pihak yang berkepentingan untuk dibahas bersama.
Seperti dikatakan di atas, bila suatu perilaku tidak dikonfrontasi, perilaku itu tidak akan berubah. Jika seseorang melakukan sesuatu hal yang menurut Anda menimbulkan masalah, hal itu harus Anda jelaskan jika Anda ingin mengubahnya. Banyak orang yang berperilaku buruk tidak menyadari kekurangan itu. Namun, kalau diberi tahu, tidak sedikit dari mereka mau mengubah perilakunya. Tetapi, jika Anda tidak menghadapi masalah itu, mereka tidak akan sedikitpun merasa perlu mengubah perilakunya, dan Anda sendiri yang gagal karena tidak bertindak. Setiap orang harus bertanggung jawab untuk mengangkat hal-hal yang penting baginya dan menyampaikannya secara jelas.
INFO USAHA
Konflik berarti adanya beberapa pilihan yang saling bersaing atau tidak selaras. Jadikan konflik sebagai kesempatan untuk maju. Anggapan salah mengenai konflik:
  • Konflik akan teratasi dengan sendirinya bila dibiarkan.
  • Konfrontasi dengan sebuah persoalan atau dengan seseorang merupakan hal yang tidak menyenangkan.
  • Konflik dalam perusahaan menandakan pemimpinnya tidak bisa memimpin.
  • Amarah selalu bersifat negatif dan merusak.
  1. Penanganan Konflik
Konflik dapat ditangani secara efektif bila Anda mengembangkan dan menerapkan strategi penanganan yang efektif. Cara yang paling efektif ditentukan oleh intensitas konflik yang bersangkutan. Konflik terdiri atas berbagai tahap, dan setiap tahap melibatkan emosi pada tingkat dan intensitas tertentu.
Ketika intensitas konflik meningkat, setiap orang akan berusaha membela diri dan ingin menang. Pada konflik tahap tinggi, menyelamatkan diri semakin penting. Artinya dalam situasi konflik yang makin panas, orang sabar sekalipun bisa marah dan tersinggung. Jika konflik diidentifikasi sejak dini dan langkah-langkah segera diambil untuk memperbaiki situasi dan menenangkan emosi, hampir setiap konflik dapat menjadi peluang. Bila dibiarkan tidak ditangani, konflik berpotensi menimbulkan bahaya pada semua pihak yang terlibat. Berikut ini akan diuraikan bagaimana mengidentifikasi tahap-tahap konflik, ciri khas setiap tahap konflik dan cara mengatasi konflik pada tiap tahap. Selain itu, juga diuraikan bagaimana menilai situasi yang Anda hadapi.
1. Tahap-Tahap Konflik
  1. Tahap Pertama : Persoalan dan perselisihan kecil sehari-hari.
Inilah konflik yang tidak menimbulkan rasa terancam pada diri kita. Untuk menanganinya, berbagai cara mengatasi konflik dapat digunakan.
  1. Tahap Kedua : Tantangan yang lebih besar.
Konflik tahap kedua dalam jangka panjang membawa dampak dan memicu emosi yang lebih besar. Untuk menanganinya, diperlukan latihan dan keahlian tertentu.
  1. Tahap Ketiga : Pertarungan terbuka.
Orang baik pun bisa menimbulkan kerugian pada orang lain bila ia dikuasai emosi, dan keinginannya untuk menang lebih besar daripada keinginannya untuk menghukum.
  1. Ciri-Ciri Konflik dan Cara Menanganinya
Konflik merayap naik tahap demi tahap, tetapi tidak selalu mengikuti garis lurus. Konflik tahap satu pada suatu pagi, bila tidak diatasi, dapat berubah menjadi konflik tahap tiga pada petang harinya. Sebaliknya, konflik tahap tinggi tanpa disadari dapat mencair sejalan dengan waktu. Karena tahap konflik dapat berubah-ubah dengan cepat, perlu dipahami ciri khas setiap tahap konflik dan cara yang tepat untuk menanganinya.
a. Ciri Khas dan Penanganan Konflik Tahap Pertama
  1. Ciri khas konflik tahap pertama
Konflik tahap pertama, yaitu persoalan dan perselisihan kecil sehari-hari jelas ada, tetapi intensitasnya rendah. Tahap ini ditandai oleh hal-hal kecil yang menjengkelkan yang terjadi setiap hari. Biasanya orang secara otomatis berusaha mengatasi konflik seperti ini dan menangani konflik seperti mentolerir perilaku rekan sekerja, paling efektif bila digunakan dengan sengaja dan secara sadar. Kita harus mengupayakan agar hal-hal kecil yang menyebalkan tidak berkembang menjadi masalah lebih besar.
Unsur yang paling menentukan adalah manusia. Kepribadian kita bermacam-macam, cara kita mengatasi konflik berbeda pula, dan peristiwa kehidupan berubah-ubah sehingga mustahil menentukan kapan kesabaran seseorang telah habis. Apa yang dapat ditolerir kemarin bisa saja menjadi persoalan besar esok harinya. Tidak ada cara yang pasti untuk mengetahui terlebih dahulu kapan amarah seseorang meledak. Bila kita bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok, ada perbedaan dari sisi tujuan, nilai dan kebutuhan. Pada konflik tahap satu, kita merasa tidak nyaman dan mungkin agak marah, tetapi semua ini masih bisa dikendalikan. Orang pada umumnya mau bekerja sama untuk mencari cara mengatasi konflik dan biasanya mereka optimis akan berhasil.
Optimisme ini dapat disamakan dengan sikap "Ah, itu soal kecil". Fakta dan pendapat dikemukakan dan dibahas bersama secara terbuka begitu, masalah yang dihadapi terungkap dengan jelas. Komunikasi biasanyajemih, spesifik dan berorientasi mencari jalan keluar terfokus pada masalah, bukan pada kepribadian orang yang terlibat. Cara termudah untuk menentukan apakah kita berada pada konflik tahap satu atau konflik tahap lebih tinggi adalah dengan mengamati kemampuan orang-orang yang terlibat konflik memisahkan orang dari persoalan yang dihadapi. Brainstorming (mengutarakan pendapat sebebas-bebasnya) baik sekali digunakan dalam upaya mengatasi konflik tahap satu, karena peserta bersedia membahas masalah yang dihadapi dan bukannya mencari-cari kesalahan orang.
Kesediaan mendengarkan pendapat orang lain dan partisipasi berbicara penting sekali pada konflik tahap satu. JikaAnda ditugasi mengatasi konflik tahap satu, adakan pertemuan dengar pendapat mereka untuk mencari alternatif pemecahan atas dasar asas kerja kelompok dan tanggung jawab bersama. Dengan cara ini, perhatian peserta diguing ke satu fokus dan setiap peserta mendapat kesempatan untuk mengemukakan pikirannya.
  1. Cara menangani konflik tahap pertama
Menghindar adalah salah satu cara efektif untuk mengatasi konflik tingkat satu. Anda secara sadar menghindari orang yang menjadi sumber konflik, karena Anda menilai tampaknya tidak ada waktu maupun keinginan pihak atasan untuk mencoba mengubah perilaku orang itu. Hal-hal kecil yang tidak penting biarkan saja. Anda memilih menutup mulut daripada membawa persoalan tersebut pada atasan Anda dan terlibat dalam pembicaraan yang bisa memanas. Jika hubungan Anda dengan orang itu dari sisi pekerjaan tidak terlalu dekat, kemungkinan besar cara menghindari ini sudah tepat. Pada tahap ini, sikap "mari kita hidup menuruti kemauan masing-masing" merupakan alat yang ampuh untuk mengatasi konflik.
Tetapi, hati-hati kalau terlalu banyak hal kecil yang menjengkelkan dibiarkan menumpuk, maka akan timbul masalah baru di masa berikutnya. Hal-hal yang menumpuk itu dapat menyebabkan situasi makin sulit. Ingatkah pengalaman Anda di sekolah dasar ketika waktu olahraga teman Anda disuruh memilih anggota untuk dua kesebelasan yang akan bermain? Saat itu juga, setiap murid yang diberi tugas memilih dan murid yang dipilih terakhir memiliki kiat mengadaptasikan diri dengan situasi yang ada. Anda terpilih terakhir, Anda kecewa. Perasaan ini dapat mengendap dalam diri Anda berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Perasaan serupa juga dapat timbul dalam pergaulan kita sehari-hari dengan orang lain.
Menyerah adalah bentuk menghindar yang lebih kuat. Dalam hal ini, Anda mengikuti keinginan orang lain. Menyerah pada keinginan orang lain berarti Anda ingin menyesuaikan diri dan diterima oleh orang lain. Biasanya keinginan untuk diterima ini kuat dan mengalahkan konflik tahap lebih rendah. Cara ini berpijak pada sikap menerima, dengan harapan segalanya tetap berjalan lancar. Sengaja mengikuti kemauan pihak lain bisa membawa manfaat bagi kelompok, tetapi tidak ada cara untuk memastikan sampai berapa lama seseorang bersedia mengikuti kemauan orang lain.
Cara-cara lain untuk menangani konflik pertama adalah:
  1. Mengambil prakarsa untuk menciptakan proses untuk menguji kedua belah pihak. Apakah dapat dibangun suatu kerangka yang mendorong timbulnya saling pengertian antara pihak-pihak yang bertikai?
  2. Menguji apakah reaksi sepadan dengan situasi. Apakah salah satu pihak membawa sisa-sisa emosi dari peristiwa lain? Apakah peristiwa ini berdiri sendiri atau apakah perasaan yang terungkap merupakan sisa-sisa perbedaan pendapat dari waktu lalu?
  3. Mengidentifikasi pendapat-pendapat yang sama dari pihak-pihak yang bertikai dan mengembangkannya lebih lanjut. Lalu, identifikasi titik-titik perbedaan dalam pendapat kedua belah pihak yang bertikai. Apakah mungkin hambatan konflik itu dapat teratasi dengan melihat gambaran situasi secara keseluruhan?
b. Ciri Khas Penanganan Konflik Tahap Kedua
  1. Ciri khas konflik tahap kedua
Pada tahap kedua, konflik mengandung unsur persaingan, dilandasi oleh sikap menang atau kalah. Kekalahan pada tahap ini terasa sangat besar karena semua orang yang terlibat menghadapi masalah ini sebagai masalah pribadi. Kepentingan diri sendiri dan menyelamatkan muka menjadi sangat penting. Tahap ini juga diwarnai sikap "selamatkan diri". Pada tahap ini, setiap orang yang terlibat mencatat kemenangan yang diraih dalam perdebatan dan kesalahan yang dibuat, saksi memilih pihak yang didukungnya, dan dalam pikiran terjadi perdebatan siapa yang bakal menang. Persekutuan dan pengelompokan mulai terjadi. Oleh karena itu, tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk menghadapi konflik tahap kedua jauh lebih besar dibandingkan konflik tahap pertama.
Perhatikan kata-kata yang digunakan orang untuk menggambarkan sebuah konflik atau selisih pendapat. Pada konflik tahap kedua, bahasa yang digunakan tidak spesifik, orang berbicara secara umum. Kita akan sering mendengar orang menggunakan istilah "mereka" yang tidak jelas menunjuk siapa, dan ungkapan seperti "semua orang yakin". Kata-kata yang bersifat beriebihan seperti "selalu" dan "tidak pemah" banyak sekali digunakan pada konflik tahap kedua. Karena konflik tahap kedua lebih rumit, persoalan yang dihadapi tidak lagi dapat dipecahkan dengan cara biasa. Pada tahap ini, orang-orang yang terlibat pun menjadi bagian dari masalah. Pembahasan mengenai persoalan sering sia-sia karena pihak-pihak yang terlibat cenderung semakin hanyut ke arah upaya mencari kesalahan orang lain.
Bahkan, sering ada yang menolak bila pembahasan difokuskan langsung pada masalah. Perlu ditekankan bahwa suasana pada konflik tahap kedua tidak selalu diwamai sikap bermusuhan, suasana saat itu lebih banyak ditandai sikap sangat hati-hati. Penghinaan, ejekan dan sindiran adalah siasat pertahanan diri yang biasa dan manjur sekali pada tahap pertama, seperti menghindar dan menyerah, tidak efektif sama sekali bila digunakan untuk mengatasi konflik tahap kedua. Sikap "menunggu" berubah menjadi sikap "coba buktikan pada saya keunggulan Anda" pada tahap kedua. Pihak-pihak yang terlibat kecil kemungkinan akan membuka fakta kepada yang lain, karena kepercayaan mereka pada satu sama lain sudah menurun. Untuk mengatasi konflik secara efektif pada tahap kedua, Anda harus menerapkan strategi pengelolaan manusia.
  1. Strategi pengelolaan manusia untuk menangani konflik tahap kedua
  1. Ciptakan iklim yang menimbulkan rasa aman
  • Buatlah suasana informal.
  • Bentuk wilayah wewenang yang netral.
  • Siapkan agenda.
  • Pegang kendali.
  • Tetapkan aturan main.
  • Tempatkan diri Anda pada posisi yang sedikit lemah.
  • Giat menggali fakta, tetapi perlakukan orang dengan lemah lembut.
  1. Jangan kikir dengan waktu, gunakan kesempatan yang ada untuk mendapatkan fakta serinci-rincinya. Pertanyakan setiap ungkapan umum. Tanyakan siapa yang dimaksud dengan mereka? Apakah istilah selalu tepat? Pastikan semua fakta benar-benar telah terkumpul.
  2. Lakukan semua ini bersama-sama dalam satu tim, beri tanggung jawab untuk mencari jalan keluar altematif sebanyak-banyaknya yang dapat diterima semua orang. Tekankan perlunya tanggung jawab bersama.
  3. Carilah jalan tengah, tetapi jangan berkompromi. Kompromi mempunyai implikasi bahwa masing-masing orang mengorbankan hal-hal yang penting baginya. Sebaliknya, carilah secara kreatif jalan tengah yang terfokus pada hal-hal yang dapat disepakati bersama.
  4. Sediakan waktu yang cukup bagi pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan bersama tanpa dipaksa atau harus memberikan konsekuensi.
  5. Pihak yang bertikai hendaknya duduk berdampingan, jangan berhadap-hadapan. Bahkan, lebih baik menggunakan meja bundar.
c. Ciri Khas dan Penanganan Tahap Ketiga
  1. Ciri khas konflik tahap ketiga
Pada konflik tahap ketiga, tujuan bergeser dari ingin menang ke ingin menyakiti. Motivasinya adalah melenyapkan pihak lawan. Mengubah suasana dan mencari pemecahan tidak lagi memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat. Bersikukuh berada di pihak yang benar dan menghukum pihak yang salah menjadi motivasi utama. Orang berpihak dalam hal suatu persoalan menyangkut kepentingannya, dan kedua belah pihak membedakan kawan dan lawan. Dalam konflik tahap ketiga, bagi pihak-pihak yang berkepentingan, "Saya dapat apa" dan "Apa manfaatnya bagi perusahaan" sama saja artinya. Seorang pemimpin muncul dari kelompok dan bertindak sebagai juru bicara. Berbagai pendapat mengelompok dan terbentuk kubu-kubu pendapat dan faksi-faksi. Tungga akhimya keutuhan faksi lebih penting daripada keutuhan perusahaan.
Argumen dan kegigihan mempertahankan pendapat mencapai tingkat yang berlebihan pada tahap ini. Pihak-pihak yang bertikai kemungkinan besar kehilangan perspektif. Menggunakan logika dan pikiran jernih untuk melunakkan hati pihak-pihak yang bertikai akan sia-sia. Pada tahap ketiga, intensitas konflik tidak sama bagi semua orang yang terlibat konflik. Oleh karena itu, coba identifikasi orang-orang yang berada pada tingkat intensitas lebih rendah dan coba alihkan perhatian mereka, salurkan energi mereka ke tugas lain. Konflik tahap ketiga akan selesai bila pihak-pihak yang bertikai memahami sejernih-jernihnya tujuan dan arah yang ditempuh perusahaan. Atasan yang ahli mengatasi konflik dengan mendelegasikan wewenang pada bawahannya, membenahi segala yang perlu dibenahi, dan mendorong bawahannya untuk menggunakan kemampuan masing-masing semaksimal mungkin. Ini bukan saatnya untuk menutup-nutupi konflik, namun konflik tidak harus menjadi persoalan besar yang memakan tenaga dan pikiran seperti yang dilakukan pihak-pihak yang bertikai.
  1. Strategi intervensi untuk konflik tahap ketiga
Bila konflik meningkat ke tahap tiga, cara terbaik untuk mengatasinya adalah memperkecil kerugian, sedang kerugian yang tersisa difokuskan kembali. Apa yang harus dilakukan pada pihak yang kalah? Mengganti atau memindahkan adalah langkah yang dapat dicoba. Setelah keputusan diambil, pihak yang kalah memerlukan waktu untuk menenangkan diri, Anda perlu memahami sepenuhnya tata cara mengadakan perundingan/arbitrari. Kalau tidak, Anda tidak akan punya apa-apa lagi untuk dikelola. Taktik yang perlu dipertimbangkan bila Anda melihat konflik mulai memasuki tahap ketiga adalah membentuk tim intervensi yang bersikap netral pada pihak-pihak yang bertikai. Misalnya, para karyawan perusahaan yang tidak terlibat konflik dapat diminta menjadi anggota tim untuk mencari jalan keluar bagi persoalan yang dihadapi. Tim intervensi dapat memainkan peran negosiasi, mediasi, atau arbitrari.
  1. Negosiasi
Meminta pihak-pihak yang terlibat duduk berhadap-hadapan dan berupaya bersama-sama mencari pemecahan dengan disaksikan pihak luar. Sekali dimulai, proses ini dapat menghasilkan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi, namun proses ini tidak akan mampu membuahkan harmoni. Pada konflik tahap ketiga, pihak-pihak yang bertikai sudah berketetapan hati bahwa harus ada yang tersingkir.
  1. Mediasi
Kedua belah pihak membeberkan persoalan pada tim intervensi. Tim im akan mendorong diskusi dan mengusahakan agar pihak-pihak yang bertikai terns berupaya mencari jalan keluar yang disepakati bersama. Dalam proses mediasi, biasanya pihak-pihak yang bertikai bertanggungjawab mencari landasan yang sama dan jalan keluarnya.
  1. Arbitari
Setiap pihak membeberkan argumen terbaik dan tim intervensi memenangkan salah satu pihak. Bila digunakan, taktik ini jelas membawa kerugian besar bagi kedua belah pihak. Namun konflik tahap tinggi dapat diselesaikan. Arbitrari, terutama yang mengikat harus ditegakkan. Semua pihak hams mematuhi dan menerima keputusan tim intervensi. Para anggota tim intervensi tidak boleh memihak dan harus mampu mendengarkan semua pihak. Tim intervensi harus menyaring fakta dari tumpukan berbagai emosi pihak-pihak yang bertikai, dan harus.memberikan arah yang jelas pada akhir pencarian fakta.
Orang-orang yang terlibat konflik tahap ketiga kemungkinan besar akan memperpanjang konflik, karena terhanyut dalam perseteruan itu dan semangat yang berapi-api. Bahkan setelah pimpinan perusahaan mengambil keputusan, beberapa orang akan terus bertempur, mengejar tujuannya masing-masing.

7 komentar:

  1. Perhatian Semua orang, saya Paula Dyer dengan nama, dari Amerika Serikat. Saya ingin menggunakan media ini mengatakan terima kasih khusus kepada perusahan ini yang memungkinkan bagi saya untuk meningkatkan bisnis saya. Aku terjebak dalam krisis keuangan dan yang saya butuhkan untuk membiayai bisnis saya, saya mencoba mencari pinjaman dari berbagai perusahaan pinjaman pribadi dan perusahaan tetapi tidak pernah dengan sukses dan sebagian besar bank menolak kredit saya, sampai saya bertemu perusahaan ini George Jackson Jasa yang membantu saya keluar dengan jumlah pinjaman dari ($ 570.000) tanpa stres saya benar-benar ingin mengucapkan terima kasih kepada Mr George Jackson yang memungkinkan dan membantu saya melalui dan memastikan saya mendapat pinjaman saya. Jadi saya ingin menggunakan ini berarti untuk menyarankan semua orang di luar sana mencari pinjaman bahwa jika Anda harus menghubungi setiap perusahaan dengan mengacu mengamankan pinjaman dengan tingkat bunga rendah dari 2% dan jadwal pembayaran yang lebih baik untuk menghubungi Mr George Jackson di (georgejacksoninvestment2016@gmail.com) untuk mudah dan cepat, aman pinjaman hari ini ...

    BalasHapus

  2. Halo sayang,

    APAKAH ANDA MEMBUTUHKAN KREDIT JIKA YA KEMBALI KE KAMI SEKARANG, (EMAIL US @ georgejacksoninvestment2016@gmail.com) Saya ingin Anda tahu bahwa saya disetujui dan bersertifikat pemberi pinjaman dengan tahun pengalaman dalam pinjaman dan saya memberikan pinjaman, jaminan dan jumlah non pinjaman Agunan mulai dari $ 5,000.00 USD t0 $ 80,000,000.00 USD dengan bunga tetap 2% secara tahunan. Dia menerima pinjaman nya $ 50,000.00 dari perusahaan saya.

    BalasHapus
  3. Halo semuanya,
    Apakah Anda mencari pinjaman? Bisnis Kredit, Kredit Tanpa Agunan, Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Mobil, Pinjaman Mahasiswa, Konsolidasi Utang Kredit, Pinjaman Tanpa Jaminan, Venture Capital, dll Atau anda telah menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk alasan apapun. Saya George Jackson, pemberi pinjaman pribadi, pinjaman untuk bisnis dan individu dalam tingkat bunga rendah dan terjangkau suku bunga 2%. jika Tertarik? Hubungi kami hari ini via email: safekid26@gmail.com dan mendapatkan pinjaman Anda hari ini.

    Email: safekid26@gmail.com

    Anda juga dapat menambahkan saya di whatsapp +2348050652261 juga di facebook @ safekid Morgan

    Terima kasih dan Harapan untuk mendengar dari Anda segera.

    BalasHapus

  4. Halo
    Saya Dr. Beruntung Obo kastor mantra saya membantu orang untuk memecahkan ada masalah seperti Anda ingin saya membawa kembali mantan kekasih, saya juga bisa membawa kembali uang Anda jika Anda telah scammed oleh semua ini pemberi pinjaman wajah setiap jenis masalah yang Anda melewati benar di mana adalah tempat di mana Anda bisa mendapatkan kebebasan Anda jika Anda memiliki masalah yang ingin saya untuk memecahkan untuk Anda Anda dapat email saya di luckyobospellkaster@gmail.com.

    BalasHapus
  5. Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk membayar tagihan, mengembangkan bisnis skala kecil atau menengah Anda? Ibu Elizabeth Louis Pinjaman Perusahaan memberikan kesempatan untuk membuat impian Anda menjadi kenyataan dengan memberikan pinjaman kepada individu swasta atau pemerintah dan Perusahaan dengan tingkat bunga 2% untuk awal untuk setiap jumlah yang dibutuhkan dan dengan jadwal pembayaran yang fleksibel. Hubungi Ibu Elizabeth Louis untuk LOAN Anda hari ini melalui email: elizabethlouisloancompany@gmail.com atau hubungi hotline kami +15022653621

    BalasHapus
  6. Salut ma jolie.......

    Comment allez vous? C'est très agréable de vous rencontrer ici. Eh bien, je suis Ben Robinson par nom.45years vieil homme avec un fils de 16 ans. Je vis avec mon fils. Je suis de Californie. Je suis très doux et fidèle. Je suis célibataire. Je suis célibataire depuis 2 ans maintenant. Et je suis passé par tant de douleur depuis que je suis seul, la vie de solitude n'est pas une bonne vie qui sera mieux pour un homme à vivre. Je me sens mal et incomplet. J'ai donc décidé de rechercher une sorte belle femme honnête soins que je peux passer le reste de ma vie avec et être avec elle pour toujours quoi qu'il arrive aussi. Une femme dans laquelle je peux faire confiance pour donner tout mon coeur et mon amour sans aucune crainte de rupture de coeur.

    BalasHapus
  7. Halo, nama saya Yusi Retnowati dari Indonesia, silahkan saya sarankan semua orang di sini harus sangat berhati-hati, karena ada begitu banyak lender pinjaman palsu di internet, tetapi mereka masih yang asli di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah scammed oleh 8 lender pinjaman yang berbeda, saya kehilangan begitu banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Aku hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang saya karena utang.

    Saya hampir menyerah sampai saya mencari nasihat dari seorang teman yang memperkenalkan saya ke pemberi pinjaman kredit asli dan perusahaan yang sangat handal yang Karen Mark Keuangan Perusahaan Pinjaman yang saya dapatkan pinjaman saya sebesar 500 juta rupiah indonesia (Lima ratus juta indonesian rupiah) di kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres yang pada tingkat bunga rendah dari 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan jumlah pinjaman yang saya minta ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, jadi saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres dari Ibu Karen Mark.

    Saya ingin Anda percaya Ibu Karen Mark sepenuh hati karena dia telah benar-benar membantu dalam hidup saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan hubungi perusahaan melalui email: (karenmarkfinancialloancompany@gmail.com)
    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya, jika Anda menemukan kesulitan untuk mengajukan pinjaman dari perusahaan. (Yusiretnowati010@gmail.com). Tuhan membantu Anda dan sangat berhati-hati

    BalasHapus