Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini
telah banyak mengubah budaya dan peradaban bangsa Indonesia dengan
segala dampak positif dan negatif. Teknologi berkembang sangat pesat,
pemerintah juga jadi kerepotan dan akhirnya mengubah kurikulum
pendidikan di Indonesia disesuaikan dengan tuntutan era globalisasi.
Globalisasi seperti gelombang yang akan menerjang, tidak ada
kompromi.
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya
arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia
pendidikan. Banyak sekolah di Indonesia dalam beberapa tahun
belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan
internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah-sekolah yang dikenal
dengan billingual
school,
dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa
Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang
pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta yang membuka program kelas Internasional.
Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan
tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi
pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar
dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya
dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di
Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak
menjadi “budak” di negeri sendiri.
Persaingan untuk menciptakan
negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk
dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan
kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan
keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah
globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa
Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan
hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak
dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang
berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat
menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja
memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah
satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua
kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program
kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air
diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat
dinikmati golongan kelas atas. Dengan kata lain yang maju semakin
maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan
tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat
menyeret mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas
menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah mewah di saat masyarakat
golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar
menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa.
Ketimpangan ini dapat memicu
kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan
kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak
sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan
ketidakadilan tidak diredam dari sekarang. Oleh karena itu, hendaknya
pemerintah yang dalam hal ini sebagai pengemban amanat rakyat, dapat
bergerak cepat menemukan dan memperbaiki celah – celah yang dapat
menyulut gejolak tersebut. Salah satunya dengan cara menjadikan
pendidikan di Indonesia semakin murah atau bahkan gratis tapi bukan
pendidikan yang murahan tanpa kualitas. Hal ini memang sudah dimulai
di beberapa daerah di Indonesia yang menyediakan sekolah unggulan
berkualitas yang bebas biaya. Namun hal tersebut baru berupa
kebijakan regional di daerah tertentu. Alangkah baiknya jika
pemerintah pusat menerapkan kebijakan tersebut dalam skala nasional.
Untuk dapat mewujudkan hal
tersebut pemerintah perlu melakukan pembenahan terutama dalam bidang
birokrasi. Korupsi mesti segera diberantas, karena korupsi merupakan
salah satu yang menghancurkan bangsa ini. Dengan menekan angka
korupsi di Indonesia yang masuk jajaran raksasa korupsi dunia,
diharapkan dapat memperbesar alokasi dana untuk pendidikan.
Globalisasi dalam dunia pendidikan saat ini memang diperlukan untuk
menghadapi tantangan global. Namun demikian globalisasi pendidikan
hendaknya tidak meninggalkan masyarakat kita yang masih termasuk
golongan lemah agar kemajuan bangsa ini dapat menikmati secara merata
oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar